Selasa, 11 Mei 2010

Hati-hati Bawa Diri di Dunia Maya

Oleh Diyah Kusumawardhani

‘Hai, thanx for the add ya...’ atau ‘thanx for the confirmation’. Buat yang punya Facebook pasti gak asing sama kalimat-kalimat ini. Yup, ini tuh biasanya di posting di dinding (wall) Facebook sama teman baru yang ditambahkan atau di konfirmasi permintaan pertemanannya.

Setelah berteman, biasanya kamu pastinya akan langsung mengecek informasi yang ada pada kawan barumu itu. Kalau informasinya ternyata menarik, hubungan pertemanan pun meningkat mulai dari saling meninggalkan pesan lewat wall menjadi bertukar pesan melalui mesej inbox. Dan jika ingin lebih private lagi, biasanya langsung deh layanan chat yang tersedia di aktifasi. Jika setelah chat ternyata timbul rasa ingin lebih dekat dan akrab, maka gak menutup kemungkinan untuk bertukar nomor handphone.

Dari yang tidak kenal sama sekali bisa jadi sangat kenal bahkan akrab hanya dalam hitungan jam saja. Hingga dalam hitungan hari pun bisa jadi ada ajakan kopi darat (kopdar) yang terlontar dari salah satu diantaranya, entah dari kamu atau dari teman barumu. Bener kan? Ayo ngaku! He he he

Dalam jejaring sosial di dunia maya pun dikenal ‘pertemanan sehat’ dan ‘pertemanan tidak sehat’. Pertemanan sehat tentunya memiliki imbas positif bagi si para pengguna situs-situs jejaring sosial tadi. Entah itu jadi menambah wawasan, membangun jaringan, menambah kawan diskusi, sampai bisnis online. Tapi kalau pertemanan yang tidak sehat bagaimana? Hmm...

Baru-baru ini Sob pasti tahu berita prostitusi lewat Facebook kan? Atau beberapa remaja putri yang disinyalir kabur sama pacarnya yang kenalan di Facebook? Nah, itulah contoh pertemanan yang tidak sehat.

Salah satu kasus prostitusi melalui Facebook ini ditemukan beberapa waktu lalu di Surabaya, Jawa Timur. Para remaja tanggung menjual diri lewat halaman Facebook melalui perantara. Kepolisian Surabaya pun akhirnya berhasil menangkap dua mucikari yang memperdagangkan para ABG ini, yakni Afif (21) warga dukuh Kupang Timur, Surabaya, dan Endry Margarini alias Fey (20) warga Bungur Asri, Surabaya.

Jadi nih Sob, si tersangka Afif ini mengaku kenal Fey sekitar dua bulan lalu, lewat chatting. "Saya tidak tahu siapa sebenarnya Fey. Hanya, dia orangnya terbuka, buktinya gampang diajak ngobrol," kata Afif. Dari obrolan itu Afif mengakui mengetahui informasi bahwa Fey masih kuliah semester tujuh dan kos di Jalan Kedung Tarukan, Surabaya.

Dari obrolan yang intens itu, Afif mengaku keduanya sepakat berbisnis. "Dia mengatakan punya banyak teman wanita. Dia bilang kalau bisa mengorderkan, saya akan dapat komisi," kata Afif seperti eL-Ka lansir dari Vivanews.com.

Dalam keterangan kepada penyidik Satuan Reskrim Pidana Umum Polwiltabes Surabaya nih Sob, Afif mengakui mengorderkan cewek-cewek teman Fey ini dengan cara online. "Fey yang cari stok cewek dan Afif yang cari pemesan lewat internet," kata Kanit I Reskrim Polwiltabes Surabaya AKP Arbaridi Jumhur.

Kemudian ada juga para remaja putri yang dibawa kabur oleh teman prianya yang dikenal dari Facebook. Hal itulah yang dialami Nova (14), Abelina (14) dan terakhir AS (14). Ketiganya dicari orang tua mereka karena kabur dari rumah. Mereka pergi bersama laki-laki yang dikenal melalui Facebook.

Nova dan AS ini keduanya warga Tangerang. Mereka diketahui meninggalkan rumah demi laki-laki yang sudah menjadi pacarnya yang ternyata 'dipertemukan' melalui Facebook. Yang mengejutkan nih Sob, ternyata mereka pun pernah melakukan hubungan intim. Masya Allah.

Jauhnya Tangerang-Cibitung ternyata tak menghalangi AS untuk mendatangi pacarnya yang berada di Bekasi. AS minggat demi pria yang menjadi pengangguran pada 1 Februari lalu. Ia juga membawa uang sebesar 5 juta rupiah milik orang tuanya. Mereka pun akhirnya di gerebek di sebuah hotel di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi. AGM diciduk oleh petugas saat sedang check in dengan pacarnya. Diketahui mereka sudah empat hari lamanya berada di hotel. Nah lho!

Sedangkan Abelina, diketahui dari pemberitaan bahwa dia sudah kabur untuk yang kedua kalinya diduga dengan laki-laki yang sama. Abelina yang pelajar di SMAN 22 Surabaya ini menghilang sejak 7 Februari lalu. Menurut Ayahnya, Binsar M Napitupulu, sebelum menghilang, pada Sabtu (6/2/2010) anaknya berpamitan pergi ke Development Basketball League (DBL) di Jalan Ahmad Yani, Surabaya bersama teman-temannya. Tapi setelah itu Abelina tidak pulang. Ayahnya pun menduga Abelina kabur ke Jakarta lagi dengan laki-laki yang dikenal di Facebook oleh Abelina dan tinggal di Jakarta.

Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, mengatakan maraknya kasus yang menimpa ABG-ABG ini merupakan fenomena gunung es dan sudah berlangsung lama. Facebook sendiri cuma sebagai media yang akhirnya dimanfaatkan untuk aktivitas tadi. Karena seiring perkembangan zaman, maka medianya pun berkembang. Mulai dari komunitas brick-brickan radio amatir, handphone dengan fitur-nya, situs-situs jejaring sosial macam Friendster, Twitter, My Space, Plurk sampai sekarang ‘Buku Muka’ alias Facebook, semuanya itu cuma media komunikasinya saja. "Jadi jangan salahkan Facebook-nya," kata Kak Seto, seperti eL-Ka kutip dari detikcom.

Sepakat gak Sob kalau kita satu suara bahwa yang bermasalah bukanlah medianya, tapi si pemakainya? Karena baik buruknya itu tergantung gimana kita menggunakannya. Misal kasus Nova, Abelina dan AS ini yang dinilai Kak Seto terjadi karena kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak. Karena biasanya nih, remaja kadang malu buat curhat sama orang tua atau kadangkala gengsi. Akhirnya, mereka lebih suka curhat dengan teman-teman sepermainannya. Dan pilihannya adalah curhat dengan salah satu atau beberapa kawan mayanya.

Kenapa harus dengan teman-teman mayanya? Karena teman-teman dari dunia maya kadang dianggap sebagai orang yang tidak tahu apa-apa tentang diri kita, sehingga kita puas bercerita apa saja tentang diri kita. Ibarat kertas kosong, teman-teman maya itupun bisa dibentuk persepsinya melalui cerita-cerita dan curhat-curhat yang dilakukan. Maka saran yang diberikan teman-teman maya pun cenderung subyektif dan menyenangkan diri kita, karena mungkin bisa jadi mereka tidak mengetahui kasus yang sedang kita curhatkan dari sudut pandang yang lain.

Konyolnya, kadang ada diantara mereka ada yang merasa ingin menjadi pahlawan dengan membebaskan kita dari masalah. Maka mereka pun akan merayu kita untuk pergi atau kabur bersama mereka. Kalau itu mah bukannya bebas dari masalah, tapi malah menimbulkan masalah baru. Iya gak, Sob?

Padahal nih Sob, yang paling aman itu ya curhat sama orang-orang terdekat kita, yaitu orang tua. Karena mereka tentunya jauh lebih memahami kita ketimbang teman-teman kita hatta yang terdekat sekalipun. Selain itu, orang tua pun tentunya akan memberikan solusi terbaik bagi anak-anaknya. Lagipula orang tua mana sih yang tega melihat anak-anaknya menderita? Betul gak?

Selain menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua, Sob semua juga mesti tahu bahwa membawa kabur dan menyetubuhi anak di bawah umur itu bisa dijerat pasal 332 KUHP dan pasal 81 ayat 2 UU Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300 juta rupiah dan paling sedikit Rp 60 juta rupiah. Nah lho!

Jadi, hati-hati bergaul ya Sob, khususnya dengan teman-teman maya di dunia maya yang semua jati diri bisa dibuat sekehendak diri kita. Jangan sampai kabur dari rumah setiap ada masalah dan jangan juga bawa kabur anak orang. Oke?

Tidak ada komentar: