Rabu, 21 Juli 2010

Hobi Menulis

Seandainya saya menjadi selain manusia

Saya memilih menjadi bulan

Yang bersinar di saat malam purnama

Begitulah Hasan al Banna menumpahkan keinginannya dalam baik-bait puisi. Sifat lembutnya sangat terlihat lewat untaian kata-kata yang dipilihnya dalam setiap tulisan yang dihasilkannya.

Menulis adalah salah satu dunianya. Maka tak heran jika ia mampu menumpahkan perasaannya lewat bait-bait syair, lewat kata-kata yang disusun indah, esai-esai panjang yang menggambarkan pikiran dan rencananya, juga catatan-catatan kecil yang menggugah.

Pikiran dan perasaannya dapat ia tuangkan dengan sangat kuat pada tulisan. Suatu ketika, ia pernah kehilangan seorang sahabat karib yang bernama Farid Bek. Mendengar kematian sang sahabat, Hasan al Banna menangis dan melelehkan air mata cinta. Iapun mencipta puisi bagi Farid Bek. Katanya:

Hai Farid,

tidurlah dengan aman dan iman

Hai Farid,

janganlah kau khawatir tentang negeri ini

Hai Farid,

seluruh negeri akan menebusmu nanti

“Apapun alasan yang ada, saya memang suka menulis dan saya akan tetap memenuhi keinginan saya untuk tetap menulis. Jika apa yang saya tulis adalah sesuatu yang benar, Alhamdulillah. Namun jika tidak, maka astaghfirullah. Tetapi, saya yakin bahwa kalaupun tulisan ini tidak bermanfaat, insya Allah tetap tidak mendatangkan mudharat. Namun, kebaikanlah yang saya inginkan, dan Allah sajalah yang dapat memberi taufiq,” ujar Hasan al Banna mengenai kegemaran menulisnya.

Adalah Syekh Ahmad Jusuf Najati, guru mengarang yang sering memotivasi Hasan al Banna untuk mengarang dan mempelajari sastra. Tapi kadang sang guru juga mengalami kerepotan karenanya. Saking termotivasinya mereka, mereka menulis karangan dengan sangat panjang.

Suatu waktu sang guru mengeluhkan tulisan-tulisan yang terlampau panjang buatan murid-muridnya itu. “Kalian harus efisien, karena sastra itu simpel. Demi Allah saya tidak mengagung-agungkan karang mengarang, namun juga tidak membuangnya,” ujar sang guru yang disambut tawa para murid, termasuk Hasan al Banna yang suka menulis berpanjang ria.

Tulisan-tulisan Hasan al Banna termasuk yang mudah dipahami oleh banyak kalangan pembaca. Seluruh buku-buku yang ditulisnya mudah dipahami oleh pembaca awam, karena bahasa yang dipilihnya tidaklah melangit karena terlalu ilmiahnya. Tulisan-tulisan Hasan al Banna juga menarik banyak peneliti untuk dibedah isi pemikiran di dalamnya. Namun ketika ditanya mengapa orang dengan ilmu seluas dia sedikit sekali menulis buku, ia menjawab, “Cita-cita saya bukan membuat buku, tapi mencetak manusia.”

Tidak ada komentar: