Rabu, 21 Juli 2010

Malam-Malam di Ismailiyah

Umat Islam tak bisa tinggal diam dan berpangku tangan, begitu tekad Hasan al Banna ketika memulai karirnya sebagai guru dan penyuluh di Ismailiyah. Kota dagang yang dipenuhi dengan kedai makanan, minuman, tempat hiburan malam dan banyak lagi simbol-simbol keburukan yang mencuat.

Masa-masa ini membuat jiwanya tercabik-cabik memikirkan Islam dan kaum Muslimin. “Hanya Allah yang tahu tentang malam-malam yang kami habiskan untuk mengkaji kondisi dan permasalahan umat, tentang apa yang menimpa pada setiap aspek kehidupannya, dan kami berusaha mengetahui penyakit-penyakit itu dan mencoba mencari obatnya. Memikirkan cara pencegahannya. Sehingga kami semua terhanyut dalam mengkaji semua peristiwa yang terjadi. Renungan dan kajian itu akhirnya membawa kami pada tangisan yang pedih,” ujar Hasan al Banna saat mengenang awal mula perjuangannya di Ismailiyah.

Tidak ada komentar: